Apa kabar sobat semua. Syukur, sepertinya tulisan admin berguna
bagi para pecinta kamera analog dan sejenisnya. Memang selain untuk
jualan, blog ini juga memiliki misi untuk memberikan pemahaman yang
lebih mendalam soal kamera-kamera tua, terutama buat pemula. Untuk yang
sudah komen dan memberikan kritk, admin sangat berterimakasih karena
sangat membangun dan berbagi wawasan. Dan untuk yang request, sabar ya
perlahan-lahan admin pasti ulas permintaannya. Kali ini admin masih akan
mengulas mengenai kamera SLR 35mm VS kamera Rangefinder (RF) 35mm.
Terutama admin akan lebih memfokuskan pada kamera Rangefinder (RF)
35mm, karena akhir-akhir ini banyak yang request soal kamera jenis ini.
Untuk yang request SLR 120mm dan Rangefinder 120mm, admin akan
mengulasnya nanti di bagian format film. Tulisan ini bukan bermaksud
untuk membanding-bandingkan jenis kamera analog. Setiap orang memiliki
kesukaan dan kebutuhan masing-masing dalam memotret. Di sini admin hanya
mencoba untuk mengulas kelebihan daan kekurangannya. Selebihnya biar
sobat yang menentukan.
Seperti sobat semua tahu bahwa kamera jenis 35mm dari awal
kemunculannya perlahan berevolusi bertahun-tahun dan berubah menjadi
sebuah perangkat optik-elektronik yang kompleks. Dari kamera 35mm yang
full manual, electronic automatic exposure sampai automatic focus circuity. Memang demikian sobat, kamera 35mm didesain untuk: "menyediakan kenyamanan maksimal dalam pengambilan gambar".
Pada dasarnya terdapat 2 jenis konsep kamera 35mm yang ada di pasaran:
SLR VS Rangefinder
Kelebihan SLR
Bedakan Sistem Rangefinder dengan SLR
Dengan demikian sobat, antara rangefinder dengan SLR memiliki keunikan masing-masing dalam sistem kerjanya. Sobat tidak bisa menyamakan sistem kerja RF dan SLR, walaupun beberapa hal memiliki kesamaan. Misal perbedaanya, pada RF kebanyakan menggunakan sistem metering berupa selenium cell dan cds yang terpisah dari lensa. Hal tersebut sangat tergantung dari jumlah cahaya yang masuk ke sistem meteringnya. Oleh karena itu, kondisi cahaya sangat menentukan dalam penggunaan aperture, ASA dan shutter speed. Pada SLR, pembacaan metering didapat dari sensor yang ada di kamera melalui lensa. Sebelum cahaya masuk ke sensor, ia terlebih dahulu diolah di dalam lensa. Oleh sebab itu, metering SLR pun tergantung pada lensa yang digunakan. Berapa stop down dan FL maksimal dari lensanya juga menentukan pembacaan metering.
Jadi Kenapa Harus Rangefinder???
Jawabannya sangat sederhan. Karena tidak adanya cermin (mirror), memberikan kamera Jenis RF keunggulan besar atas SLR. Lihatlah urutan operasional di Kamera RF setelah tombol shutter tertekan:
1. Shutter dilepas dan frame film akan terkena cahaya yang datang melalui lensa;
2 And That's all.
Pada dasarnya terdapat 2 jenis konsep kamera 35mm yang ada di pasaran:
- SLR (Single Lens Reflex). Kamera jenis ini sangat mendominasi pasaran untuk kamera profesional terutama pada DSLR.
- Rangefinder (RF), jenis ini dapat dibagi kembali menjadi:
- Kamera RF klasik (Konica RF, Leica M6, Bessa R dan masih banyak lagi kamera RF seperti buatan Canon, Contax, Leica, Nikon, dan Voigtlander)
- Kamera Rangefinder dengan rangefinder elektronik (Contax G1/G2, Konica Hexar AF)
- Kamera P&S (Kamera Point and Shoot)
Perbedaan utama antara SLR dan
Rangefinder adalah scene fotografi ditampilkan, diakses dan diproses di viewfinder.
Rangefinder (RF) 35mm
Sekarang admin akan memberikan sejarah singkat mengenai kamera
jenis rangefinder 35mm. Tahukah sobat kapan pertama kali rangefinder
(RF) 35mm muncul? Kamera jenis rangefinder (RF) 35mm muncul pada
pertengahan tahun 1920an. Pada saat itu Oscar Barnack memperkenalkan Leica A, dimana kamera ini sekaligus menandakan era fotografi 35mm. Banyak
hal yang umum bagi kita hari ini, seperti rana bidang fokus atau
kartrid film, pertama kali muncul di kamera Leica. Kalau kita lihat dari
tahun kemunculannya, kamera rangefinder sudah sangat tua sobat. Tapi
kira-kira kenapa fotografer profesional dan amatir kini menggunakannya
kembali? Sebelum kita bahas beberapa alasan fotografer memilih kamera rangefinder, terlebih dahulu admin akan mengulas sedikit tentang bagian-bagian kamera jenis rangefinder (RF) di bawah ini.
Kaca Kamera Rangefinder (RF)
Hal paling mendasar yang membedakan antara kamera rangefinder dengan jenis kamera lainnya adalah kaca (mirror). Loh kok "kaca" admin? Emang kenapa kaca kamera rangefinder? Kamera jenis rangefinder berbeda dengan SLR karena secara mekanis untuk melihat dan fokus tidak melalui metering lensa (TTL), meskipun sebagian besar kamera rangefinder modern telah memiliki metering TTL. Sebaliknya, fokus pada kamera rangefinder direalisasikan melalui mekanisme pengintai (rangefinder) yang berupa penggabungan dua fokus (viewfinder dan focusing). Hal ini terdapat pada kamera rangefinder klasik dan elektronik. Rangefinder pada jenis kamera ini adalah sebuah perangkat yang menentukan jarak ke objek dengan menggunakan prinsip tringulasi, yakni teknik geometrik yang telah dikenal orang selama ratusan tahun.
A. Beam Splitter (kaca semi-transparan)
B. Jendela pengumpulan cahaya
C. Proyeksi Framelines/unit kompnesasi parallax
D. Proyeksi Framelines (kaca semi-transparan)
E. Pentaprisma/cermin rangefinder
F. Viewfinder
G. Frame viewfinder
H. Objek gambar statis
I. Objek gambar kedu/sekunder
Jadi secara keseluruhan kinerja RF sangat tergantung pada jarak yang kita ambil dari kamera ke objek yang mau kita potret. Pada kamera RF dasar pengambilan jarak berasal dari jarak fisik antara beam splitter dan cermin rangefinder/pentaprisma dikalikan dengan perbesaran viewfinder. Semakin besar dasar jarak, semakin akurat kita mengambil gambar dengan RF. Diagram di atas menunjukkan desain generik dari mekanisme optikal kamera jenis RF klasik yang digunakan selama bertahun-tahun.
Bagaimana Kamera RF Bekerja?
Beam splitter (A) dan pentaprisma/cermin rangefinder (E) membentuk dua gambar di dalam viewfinder - obejek gambar statis (H) (melalui cermin beam splitter) dan objek gambar kedua (I) (melalui pentaprisma/cermin rangefinder). Lensa pada kamera RF sangat terikat dengan pentaprism/cermin rangefinder (E) melalui moving cam yang ada di dasar lensa. Oleh karena itu ketika sobat memutar fokus, sobat akan melihat gambar sekunder bergerak melintasi viewfinder. Kemudian setelah gambar statis dan gambar sekunder kedua bertemu, sobat sekalian telah menemukan fokus pada kamera Rangefinder. Beberapa kamera RF (misal Leica M6, Konica Hexar RF, dan Bessa R) memiliki tepi gambar statis dan sekunder yang khas untuk meningkatkan akurasi fokus. Seberapa akuratkah kamera RF dalam menangkap gambar dan fokus? Jawabannya adalah tergantung lensa yang sobat-sobat pakai. Semakin panjang lensa RF yang sobat pakai, semakin kurang akurasi fokus yang sobat dapatkan. Oleh karena itu, lensa yang sebaiknya sobat pakai untuk kamera RF adalah lensa normal dan wide karena fokusnya lebih akurat.
(In-Focus)
Keunggulan desain dan sistem kamera rangefinder (RF)
Kaca Kamera Rangefinder (RF)
Hal paling mendasar yang membedakan antara kamera rangefinder dengan jenis kamera lainnya adalah kaca (mirror). Loh kok "kaca" admin? Emang kenapa kaca kamera rangefinder? Kamera jenis rangefinder berbeda dengan SLR karena secara mekanis untuk melihat dan fokus tidak melalui metering lensa (TTL), meskipun sebagian besar kamera rangefinder modern telah memiliki metering TTL. Sebaliknya, fokus pada kamera rangefinder direalisasikan melalui mekanisme pengintai (rangefinder) yang berupa penggabungan dua fokus (viewfinder dan focusing). Hal ini terdapat pada kamera rangefinder klasik dan elektronik. Rangefinder pada jenis kamera ini adalah sebuah perangkat yang menentukan jarak ke objek dengan menggunakan prinsip tringulasi, yakni teknik geometrik yang telah dikenal orang selama ratusan tahun.
A. Beam Splitter (kaca semi-transparan)
B. Jendela pengumpulan cahaya
C. Proyeksi Framelines/unit kompnesasi parallax
D. Proyeksi Framelines (kaca semi-transparan)
F. Viewfinder
G. Frame viewfinder
H. Objek gambar statis
I. Objek gambar kedu/sekunder
Jadi secara keseluruhan kinerja RF sangat tergantung pada jarak yang kita ambil dari kamera ke objek yang mau kita potret. Pada kamera RF dasar pengambilan jarak berasal dari jarak fisik antara beam splitter dan cermin rangefinder/pentaprisma dikalikan dengan perbesaran viewfinder. Semakin besar dasar jarak, semakin akurat kita mengambil gambar dengan RF. Diagram di atas menunjukkan desain generik dari mekanisme optikal kamera jenis RF klasik yang digunakan selama bertahun-tahun.
Bagaimana Kamera RF Bekerja?
Beam splitter (A) dan pentaprisma/cermin rangefinder (E) membentuk dua gambar di dalam viewfinder - obejek gambar statis (H) (melalui cermin beam splitter) dan objek gambar kedua (I) (melalui pentaprisma/cermin rangefinder). Lensa pada kamera RF sangat terikat dengan pentaprism/cermin rangefinder (E) melalui moving cam yang ada di dasar lensa. Oleh karena itu ketika sobat memutar fokus, sobat akan melihat gambar sekunder bergerak melintasi viewfinder. Kemudian setelah gambar statis dan gambar sekunder kedua bertemu, sobat sekalian telah menemukan fokus pada kamera Rangefinder. Beberapa kamera RF (misal Leica M6, Konica Hexar RF, dan Bessa R) memiliki tepi gambar statis dan sekunder yang khas untuk meningkatkan akurasi fokus. Seberapa akuratkah kamera RF dalam menangkap gambar dan fokus? Jawabannya adalah tergantung lensa yang sobat-sobat pakai. Semakin panjang lensa RF yang sobat pakai, semakin kurang akurasi fokus yang sobat dapatkan. Oleh karena itu, lensa yang sebaiknya sobat pakai untuk kamera RF adalah lensa normal dan wide karena fokusnya lebih akurat.
Fokus kontrol ketika dua optik RF bertemu
(Out-of-Focus)
(In-Focus)
Terus gimana dengan kamera rangefinder elektronik kaya Yashica Electro 35 GSN & Yashica MG-1 admin? Rangefinder elektronik memiliki prinsip yang sedikit berbeda. Rangefinder elektronik pun menyatukan dua bayangan focusing, namun terdapat juga RF elektronik yang tidak demikian. Pada rangefinder elektronik yang tidak menyatukan dua bayangan focusing, sobat tidak akan menemukan dua gambar (fokus) yang menyatu secara bersamaan di viewfinder.
Hal ini terjadi bukan karena kamera memproyeksikan/memantulkan berkas
sinar (infrared/kasat mata) terhadap objek, tetapi jumlah cahaya yang
dipantulkan kembalilah yang kemudian menentukan jarak dari objek melalui
lensa. Tenang saja sobat, kamera rangefinder elektronik pada umumnya
sudah memiliki metering berupa pengkoreksi parallax, yang biasanya berupa lampu berwarna di viewfinder. Jadi patokan untuk mengambil jarak pada RF elektronik terletak pada focusing di lensa dan metering parallax di viewfinder. Dan rata-rata kamera RF elektronik juga telah menggunakan aperture priority exposure dengan automatic shutter. Sebenarnya konsep kamera rangefinder elektronik sama seperti kamera viewfinder. Kita akan membahas lebih dalam lagi soal kamera viewfinder nanti pada tulisan lain.
Keunggulan desain dan sistem kamera rangefinder (RF)
- Bentuknya yang simple. Keseluruhan sistem kamera ini dapat masuk ke dalam tas pinggang kecil, dibandingkan dengan SLR yang terkadang harus pakai case atau tas khusus untuk kamera;
- Modelnya yang variatif dan unik;
- Memberikan ketenangan yang lebih kepada fotografer dalam mengambil gambar;
- Dapat mengambil gambar dengan cahaya seperti apapun yang tersedia ketika pemotretan;
- Kualitas optik yang luar biasa.
Kelebihan SLR
- kontrol fokus dilakukan secara langsung
- Framing yang tepat
- Dapat mengkontrol kedalaman bidang objek (jika tersedia)
- Pilihan lensa/filter tidak terbatas
- Memiliki kemampuan untuk menggunakan lensa tilt/shift, makro dan lensa panjang
- Terdapat flare check yang efisien ketika cahaya masuk
- Besar dan Berat
- Sering menimbulkan getaran ketika mirror (kaca) ngeklik terkadang bikin fokus buyar
- Desain Retrofocus viewfinder terkadang menjadi malapetaka ketika menggunakan lensa wide-angle
- Kualitas optik maksimum pada f/8-11, akan tetapi untuk maksimum aperture lensa 28-80mm optiknya sering biasa-biasa saja
- Jeda shutter cukup (tidak pendek dan cepat)
- Viewfinder mejadi gelap dengan f/5.6 dan lensa lambat bila cahayanya kurang tepat.
Kelebihan Rangefinder
- Compact
- Tenang dan bebas getaran
- Sangat terang, karena aperture tidak mempengaruhi viewfinder
- Sangat hebat jika dikombinasikan dengan lensa wide-angle atau normal (direkomendasikan)
- Kualitas optik maksimum pada f/4.5-6, meskipun kita menggunakan maksimum aperture
- Jeda shutter yang pendek.
- Jika menggunakan lensa telephoto hanya terbatas pada 135mm atau lebih pendek
- Biasanya bila fotografer makro pakai RF bisa jadi canggung
- Memungkinkan kesalahan paralaks pada saat focusing closed-up
- Kontrol kedalaman bidang objek belum sempurna
- Kontrol fokus yang tidak langsung
- Polarizer tidak dapat digunakan tanpa hambatan utama
- Terdapat potensi ketidaksesuaian antara lensa flare vs rangefinder
Bedakan Sistem Rangefinder dengan SLR
Dengan demikian sobat, antara rangefinder dengan SLR memiliki keunikan masing-masing dalam sistem kerjanya. Sobat tidak bisa menyamakan sistem kerja RF dan SLR, walaupun beberapa hal memiliki kesamaan. Misal perbedaanya, pada RF kebanyakan menggunakan sistem metering berupa selenium cell dan cds yang terpisah dari lensa. Hal tersebut sangat tergantung dari jumlah cahaya yang masuk ke sistem meteringnya. Oleh karena itu, kondisi cahaya sangat menentukan dalam penggunaan aperture, ASA dan shutter speed. Pada SLR, pembacaan metering didapat dari sensor yang ada di kamera melalui lensa. Sebelum cahaya masuk ke sensor, ia terlebih dahulu diolah di dalam lensa. Oleh sebab itu, metering SLR pun tergantung pada lensa yang digunakan. Berapa stop down dan FL maksimal dari lensanya juga menentukan pembacaan metering.
Jadi Kenapa Harus Rangefinder???
Jawabannya sangat sederhan. Karena tidak adanya cermin (mirror), memberikan kamera Jenis RF keunggulan besar atas SLR. Lihatlah urutan operasional di Kamera RF setelah tombol shutter tertekan:
1. Shutter dilepas dan frame film akan terkena cahaya yang datang melalui lensa;
2 And That's all.
Sumber : http://kameraanalogantik.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar